Bangkinang Kota, AuraKeadilan.com – Bersama Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kampar, Suhermi, ST, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kampar mengikuti Zoom Meeting Rakor Inflasi dan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) yang digelar Kemendagri, Senin (10/6/2024).
Kepala Dinkes Kampar, dr. Asmara Fitra Abadi, MM yang diwakili oleh Kabid P2P, Haryanto, S.K.M., M.K.M, seusai rakor di Ruang Vidcon Lantai II Kantor Bupati Kampar kepada wartawan mengatakan, bahwa Pemkab Kampar dalam waktu dekat akan membentuk satgas pencegahan dan Pengendalian TB. Pembentukan tersebut melalui SK Bupati Kampar dan Perbub.


Haryanto mengatakan, bahwa sampai saat ini kasus TBC atau sering disebut TB di Kabupaten Kampar masih menjadi masalah besar dan klasik untuk diatasi.
Menurut data Kemenkes RI angka insidensi TB di Kabupaten kampar adalah 285 kasus/100 rb penduduk. Sementara untuk mencapai Eliminasi TB angka kejadian kasus TB harus 65 kasus/100 rb penduduk, ungkap Haryanto.
Menurut Team Riset Kemenkes RI untuk tahun 2024 Kabupaten Kampar mempunyai angka asumsi Suspect TB sebesar 14.371 jiwa. Angka ini juga sekaligus menjadi target SPM Pemkab Kampar untuk Program P2TB.
“Per bulan Juni 2024 ini capaian SPM Program TB adalah sebesar 24.3 %,” kata Haryanto.
Sementara untuk penemuan kasus penyakit TB di Kampar, Kemenkes RI menetapkan sebesar 2.460 kasus dan 90% dari angka tersebut menjadi target penemuan kasus baru.
“Per bulan Juni 2024 angka penemuan kasus di Kampar baru mencapai 429 kasus dari 2.460 kasus yang harus ditemukan. Dengan perincian 424 kasus TB Sensitif Obat (SO) dan 5 kasus TB Resisten Obat (RO),” terang Haryanto.
Haryanto juga mengatakan, bahwa dalam penanggulangan kasus TB ini Disnkes Kampar melakukan program pengobatan bagi penderita TB, baik yang ditemukan secara klinis maupun mikroskopis.
Melakukan penyuluhan keluarga yang terinfeksi TB (indeks kasus) dan screening TB anggota keluarga, dan pemberian terapi pencegahan bagi anggota keluarga indeks kasus, ungkap Haryanto.
“Disamping program pengobatan yang diberikan, dilakukan juga perbaikan gizi, Follow UP kasus setiap bulannya serta menjaga kerahasiaan pasien,” ucap Haryanto.
Haryanto menghimbau kepada penderita TB untuk tetap optimis dalam melakukan pengobatan bahwa penyakit TB bukan penyakit keturunan, bukan penyakit guna-guna, dan bukan juga penyakit akibat terkena racun. Penyakit TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan secara total, pungkas Haryanto.(Adv)





